Rabu, 13 April 2016

Tanah Suci Mekah




Mekah atau Makkah, atau Bakkah merupakan kota suci utama bagi umat islam.Di kota yang terletak di tengah-tengah gurun yang tandus di negara Arab Saudi inilah terdapat Ka’bah, kiblat bagi umat islam  di seluruh dunia.
Pengertian kawasan tanah suci mekkah, meliputi kota mekah dan daerah sekitarnya, yang luasnya sekitar 550 km², batas  – batas tanah suci tersebut di bagian utara mulai terdiri dari :

  • Wada’Nakhlah (13 km dari Masjidilharam),
  • Ji’ranah (22 km dari Masjidilharam),
  • An’im (7,5 km dari masjidilharam).
  1.  Di bagian barat di bukit Hudaibiyah (22 km dari masjidilharam )
  2. Di bagian selatan di batasi adlat laban (16 km dari masjidilharam)
  3. Dan bagian barat di batasi bukit Arafah (22 km dari Masjidilharam 
Bila kita lihat peta Arab Saudi maka kota Mekah terletak di bagian barat dari wilayah tersebut, sebuah sumber menyebutkan bahwa batas kawasan tanah suci tersebut telah di tandai oleh Nabi  Ibrahim atas petunjuk Malaikat Jibril yang tentunya di utus oleh Allah dengan menancapkan batu.
Dengan demikian Ibrahim merupakan orang pertama yang menandai batas-bataskawasan tersebut

Batas –batas tersebut kemudian di perbaiki dan di perbarui oleh Tamim Ibnu Asad, atas perintah Rasullulah setelah pembebasaan kota Mekah. Sepeninggal Rasullulah perbaikan dan penegasaan batas tanah suci tersebut di teruskan oleh para khalifah kaum muslimin, sehingga kini jumlahnya mencapai 943 buah yang di tancapkan di atas gunung, bukit, lembah  ( Ghani, 2004).
Kawasan tanah suci itu luasnya mencapai 550 km² denga n jarak rentang terpanjang 127 km, tanahnya gersang dengan ketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan air laut.Dikawasan yang bergunung – gunung dan berbatu – batu inilah Allah telah menjadikan tempat kembali (Matsabah) tempat bertemunya seluruh umat manusia dan sebagai tempat yang aman –           ( Amna) di tanah suci inilah ritual haji ini dilakukan di mulai dengan :

  • Wukuf di padang Arafah
  • Melempar Jumrah di Mina
  • Thawaf mengelilingi Kabah dan Sai
  • Berlari kecil antara Bukit Shafa dan  Marwa di masjidilharam ( Mekah ) 
Dalam sejarah peradaban manusia jazirah Arab memang tidak pernah mengalami penjajahan bangsa mana pun, karena memang tidak ada sumber alam yang layak di perebutkan di daerah ini. Mengingat tanahnya yang bergurun dan gersang sebelum manusia mengenal tambang dan manfaat minyak bumi karena itu kota Mekah dan Ka’bah tidak pernah terusik bangsa-bangsa yang lebih maju seperti Romawi, Persia dan Mesir.
Keistimewaan tanah suci Mekah yang utama adalah keberadaban ka’bah sebuah bangunan berbentuk segi empat dan menyerupai kubus yang terdapat di tengah kota Mekah dan berada di dalam kompleks Masjidilharam.


Senin, 04 April 2016

Inspirasi Menjawab Fenomena Global


Haji merupakan rukun Islam yang ke-5, hukumnya wajib bagi yang mampu.Ibadah haji menjadi cita-cita bagi umat Islam yang taat pada agamanya. Di samping adanya keyakinan bahwa berhaji merupakan kewajiban, secara psikologis berhaji memberikan kesempatan pada setiap muslim untuk dapat melihat dan beribadah langsung di depan ka’bah – kiblat yang dalam setiap shalat selalu menjadi angan-angan sepanjang hayat.
Demikian pula wukuf di padang Arafah, tempat berkumpulnya jutaan manusia yang berbeda- beda warna kulit, bentuk tubuh,bahasa, dan tradisi , menjadi magnet tersendiri bagi Jemaah haji Pada waktu menjalankan ibadah haji, ketika hendak wukuf, di tepi lembah Arafah yang di kenal dengan daerah Uranah, Rasulullah dan rombongan berhenti sejenak. Saat itulah Rasulullah menyampaikan khotbah untuk para jemaah haji yang di kenal dengan khotbah” wada, Dalam khotbah “wada “ pesan Rasulullah setidaknya menyentuh enam isu penting yakni :
  1.  Tinggalkan ajaran jailiah 
  2.  Berpegang teguh pada kitabullah 
  3.  Tinggalkan riba
  4.  Hentikan kekerasaan dan pertumpahan darah 
  5.  Hormati dan santuni wanita
  6.  Tegakkan kejujuran
Dalam menjawab fenomena tersebut, sebagian pandangan masyarakat barat yang menjadi pusat peradaban dunia saat ini memang bisa bersinergi dengan semangat dan nilai-nilai haji.
Namun tidak bisa di pungkiri, banyak pula pandangan barat dalam memandang dan memecahkan persoalan Global, bertolak belakang dengan nilai-nilai Islam.



Sepanjang pandangan dan gerakan itu sejalan dengan nilai-nilai Islam, tentu wajar untuk kita dukung. Sebaliknya terhadap gagasan dan gerakan yang berbeda, kita harus berani menawarkan nilai-nilai dan jalan alternatif yang lebih Islam, dalam menyikapi fenomena global.




Di samping itu di tengah gempuran arus kapatitalisme, secara internal kita perlu melakukan gerakan masif guna memandirikan umat. Sehingga ketahanan umat terhadap pengaruh budaya dan nilai-nilai yang tidak Islami dapat kita perkokoh .
Jika di era penjajahan, spirit haji para pejuang yang mereka peroleh dari mekah terbukti mampu mereka persembahkan untuk indonesia,Kini di era global, di mana batas-batas negara semakin menipis, spirit yang kita bawa dari mekah di samping untuk Indonesia juga bisa kita tawarkan untuk umat dunia.